Belajar di Perguruan Tinggi India

Oleh: Zamhasari Jamil Pelajar Ilmu Politik di Aligarh Muslim University, Aligarh, India. 

The writer gives a comprehensive explanation about Indian education in particular and Indian culture in general. England has left positive trace in Indian Education, and as the result India’s education system has lead India to become one leading country. This article is very beneficial for those interested in Indian education or those who want to study in India.   I. Sejarah Singkat India  A. Zaman Purbakala 

            Sekitar 2500 S.M. sudah terdapat corak penghidupan manusia dengan kebudayaan yang cukup tinggi di anak benua India dengan penghidupan secara berkelompok di kota-kota di daratan Indus dengan pusat-pusatnya di Mohenjodaro, Harappa dan juga di daerah-daerah lain seperti di Gujarat dan Rajasthan. Dari segi ilmu sejarah, tidak banyak terdapat peninggalan bahan-bahan atau tulisan-tulisan tentang zaman purbakala di India.   B. Zaman Permulaan 

Sekitar 1500 S.M. datanglah ke anak benua India bangsa-bangsa yang semula mendiami daerah-daerah sekitar Laut Kaspia, yang dalam sejarah India dikenal sebagai bangsa Arya atau Indo-Arya. Bangsa Arya ini mula-mula menetap di daerah Punjab (India Barat Laut) yang kemudian meluas ke daerah sungai Gangga dan daerah-daerah lain di India. Mereka membawa kepercayaan, filosofi dan kebudayaan mereka ke India, yang kemudian menyatukan diri dengan kebudayaan di India pada waktu itu.             

Lama kelamaan mereka berhasil mencapai taraf peradaban dan kebudayaan yang tinggi dengan menemukan suatu bahasa, yang kemudian dikenal dengan bahasa Sanskrit, yang mereka pergunakan dalam nyanyian-nyanyian keagamaan mereka yang dinamakan dengan “Rigveda” untuk memuja dewa-dewa dan kepercayaan mereka.            Zaman Arya ini menyaksikan lahirnya kerajaan-kerajan di India dan masa ini berlangsung sampai abad ke-7 S.M. Pada abad ke-6 S.M. terjadilah pernyebuan ke India oleh bangsa-bangsa Parsi, yang karena kebudayaan dan teknik mereka yang lebih tinggi berhasil menduduki dataran India dengan membawa arsitektur dan cara penghidupan mereka. Zaman Parsi ini juga dinamakan dengan zaman empirium (Period of Empires) dalam sejarah India, dengan berdirinya empirium-empirium seperti Magadha dengan raja-raja Bimbisaura dan Ajatasatru. Pada abad ke-6 inilah lahir Budha Gautama dan Mahavira. Zaman Parsi ini juga membuka perhubungan lalu lintas antara India dengan negara-negara di sebelah baratnya.            Pada tahun 326 S.M. pasukan-pasukan Iskandar yang agung menyerbu India dan berhasil menduduki daerah India Barat Laut. Meskipun tidak meninggalkan pengaruh politik yang besar, tetapi nyatanya untuk waktu yang cukup lama, mitologi dan kebudayaan di bagian Barat Laut India banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani. Pasukan-pasukan Iskandar yang agung akhirnya dapat dikalahkan oleh Raja Chandra Gupta. Cucu Chandra Gupta, yaitu Ashoka menjadi raja yang sangat terkenal dalam sejarah India. Raja Ashoka ini yang secara terus-menerus telah mengalami kepahitan perang akhirnya memeluk agama Budha dan dibawah pemerintahannya banyak mengirimkan misi-misi agama dan kebudayaan ke negara-negara di Asia Selatan, Timur dan Tenggara. Dan dalam masa 900 tahun berikutnya, India mengalami zaman perdamaian dimana kerajaan-kerajaan dapat berkembang, yang pada masa sekarang ini masih dapat dilihat sisa-sisanya dalam bentuk pemahatan batu dan candi-candi.  C. Zaman Pertengahan            

Pada abad ke-8 pedagang-pedagang Islam dari Asia Barat datang ke India. Pengaruh agama dan kebudayaan Islam meluas ke seluruh India dan pada abad ke-13 berdirilah Kesultanan Delhi yang melahirkan suatu dinasti Islam di India selama beberapa abad lamanya. Berdirinya Kesultanan Delhi pada abad ke-13 ini, dalam sejarah India dianggap sebagai permulaan zaman pertengahan dan dimulainya Zaman Mughal. Penyatuan kebudayaan Islam dan Hindu membawa kejayaan bagi India yang tercermin dalam seni, sastra, bahasa dan arsitekturnya. Pada abad ke-13, 14 dan 15 tersebut, India menyaksikan lahirnya pujangga-pujangga besar seperti Amir Khusrau dan raja-raja besar yang telah memerintah India dengan arif dan bijaksana seperti Akbar (disebut juga sebagai The Greatest Mughal Emperor) dan Shahjahan, dua orang raja Mughal yang sangat terkenal. Hingga sekarang masih tampak dengan jelas peninggalan-peninggalan Islam di India dengan terdapatnya mesjid-mesjid dan makam-makam Islam di seluruh India seperti Taj Mahal dan lain sebagainya.           Kemunduran Islam di India terjadi pada tahun 1707 setelah wafatnya Raja Aurangzeb. India terpecah belah dalam kerajaan-kerajaan kecil yang saling bermusuhan dan berperang, yang memudahkan bangsa-bangsa Barat masuk ke India. Dalam sejarah India, Bahadur Shah Zafar dianggap sebagai penguasa dinasti Mughal yang terakhir. Ia pernah melancarkan pemberontakan terhadap Inggris, tetapi pemberontakan tersebut dapat ditindas Inggris pada tahun 1857.  D. Zaman Penjajahan

 Orang Barat pertama yang menginjakkan kakinya di India ialah Vasco de Gama pada bulan Mei 1498 di Kalikut, tetapi ia tidak berhasil untuk menetap di sana. Kemudian usaha tersebut diulanginya pada tahun 1501 dan berhasil mendirikan tempat kedudukan bagi Portugis di Kannanore, Kochin dan Kalikut. Bangsa-bangsa barat lainnya seperti Spanyol, Belanda dan Inggris berturut-turut datang ke India dengan maksud yang sudah cukup terkenal dalam sejarah bangsa-bangsa Barat di Asia. Dengan keadaan yang sudah terpecah-belah diantara bangsa-bangsa di India sendiri, maka orang-orang Barat tersebut berhasil menduduki tempat-tempat penting di pantai selatan India yang kemudian melebar dan akhirnya Inggris jualah yang memenangkan kekuasaan di anak benua India. Kekuasaan Inggris di India dimulai dengan berdirinya English East India Company pada tahun 1600 yang semula lebih bersifat dagang, dan kemudian dibarengi dengan penguasaan secara fisik dan politis, yang mencapai puncaknya dalam pertempuran Buxar pada tahun 1756 melawan raja-raja India. Kemenangan Inggris dalam pertempuran itu membuat Inggris berhasil menguasai daerah-daerah Benggala, Bihar dan Orissa yang kemudian dalam kurun waktu yang kurang dari setengah abad disusul pula dengan penguasaan terhadap daerah-daerah lain di India.            Pada tahun 1824 Pemerintah Inggris mengambil alih kekuasaan terhadap English East India Company dari India dan dengan demikian secara mutlak mendudukkan kekuasaannya terhadap negara ini. Meskipun demikian, Inggris masih mengizinkan berdirinya kerajaan-kerajaan kecil yang dikepalai oleh pangeran-pangeran. Inggris juga menempatkan seorang Gubernur Jenderal di India sebagai Wakil Mahkota dan Pemerintahnya. Ahli-ahli sejarah India menganggap zaman penjajahan Inggris tersebut sebagai suatu proses modernisasi yang menguntungkan bagi penyatuan seluruh wilayah India secara politis dan administratif dan berlakunya ketentuan-ketentuan hukum dalam mengatur kehidupan masyarakat. Demikian juga menjelang abad ke-19 diletakkan dasar-dasar pembangunan industri serta peningkatan lembaga-lembaga pendidikan di India.              Gerakan kemerdekaan dan perasaan kebangsaan India mulai timbul pada pertengahan abad ke-19 dengan meletusnya suatu pemberontakan yang dipimpin oleh raja-raja India pada tahun 1857, tetapi berhasil ditindas oleh Inggris. Gerakan kemerdekaan tersebut mencapai suatu bentuk yang lebih nyata dengan berdirinya Indian National Congres pada tahun 1885 yang pada tahun 1905 menuntut diadakannnya “Swaraj” (self-rule): dari-oleh-untuk bangsa India.                 Kemudian pada tahun 1906 didirikan pula Indian Muslim League untuk menyatukan dan menjamin kepentingan-kepentingan orang Islam di India. Dari sinilah sebetulnya awal permulaan lahirnya negara Pakistan.    

         Demikianlah selama kurang lebih setengah abad lamanya, gerakan kemeredekaan India menuntut kemerdekaan penuh bagi India. Pemimpin-pemimpin terkenal dalam gerakan ini antara lain ialah Mahatma Gandhi, Jawaharlal Nehru dan Mohd. Ali Jinnah. Pada tahun 1935, Inggris mengumumkan “The Government of India Act” yang merupakan Undang-Undang Dasar untuk pemilihan dewan-dewan perwakilan di negara-negara bagian. Banyak kedudukan dalam dewan-dewan tersebut dimenangkan oleh National Congress dan Muslim League.              Dan pada tahun 1940, untuk pertama kalinya, Muslim League menuntut satu negara khusus untuk orang-orang Islam.             Menjelang berakhirnya Perang Dunia II, tuntutan kemerdekaan makin mendesak kepada Pemerintah Inggris yang menghasilkan dibentuknya suatu Constituent Assembly, tetapi Muslim League tidak bersedia ikut serta dalam Constituent Assembly ini dan tetap menuntut dibentuknya suatu negara tersendiri bagi penduduk Islam India. Tuntutan kaum Muslim itu akhirnya dipenuhi oleh Inggris dengan pembentukan negara Pakistan. Pada tanggal 15 Agustus 1947, Inggris memberikan kemerdekaan kepada India dan Pakistan.   E. Zaman Kemerdekaan 

            Setelah berhasil menanggulangi dua masalah besar pada awal kemerdekaannya, yaitu perpindahan penduduk secara besar-besaran akibat terpecahnya bekas jajahan Inggris ini menjadi India dan Pakistan serta masalah pengintegrasian k.l. 600 kerajaan-kerajaan kecil yang diperintah oleh pangeran-pangeran ke dalam Negara Kesatuan India, India mulai menyusun kerangka kehidupan kenegaraannya dalam bentuk suatu Undang-Undang Dasar yang mulai berlaku pada tanggal 26 Januari 1950. Sejak tanggal ini pula India resmi menjadi Republik India dengan Presiden sebagai Kepala Negaranya dan Perdana Menteri sebagai kepala Pemerintahannya.             Salah satu tujuan India adalah untuk mencapai kemerdekaan ekonomi yang diusahakan melalui pembangunan ekonomi dan sosial berencana melalui berbagai Repelita yang dimulai sejak April 1951. Dalam masa lebih dari 30 tahun ini India telah berhasil membangun industri-industri berat dan mendidik tenaga-tenaga teknologi yang menjadi landasan untuk pembangunan industri-industrinya lebih lanjut (seperti: mobil, pesawat terbang, tank dan persenjataan, mesin-mesin dan generator-genarator berat, kereta api dan sebagainya). Selain itu dalam beberapa tahun terakhir ini India juga telah berhasil mencukupi kebutuhannya sendiri akan bahan-bahan pangan.             Disamping prestasi-prestasinya tersebut, India masih menghadapi berbagai tantangan dalam pengintegrasian nasional, seperti usaha penerapan bahasa Hindi sebagai bahasa nasional, pertentangan komunal (Hindu-Muslim) dan bahkan pertentangan antar kasta yang belum kunjung selesai.             Sejak kemerdekaannya, India beberapa kali mengalami konflik bersenjata dengan negara-negara tetangganya, yaitu a.l. dengan RRC tahun 1962 mengenai soal perbatasan dan dengan Pakistan tahun 1971 yang berakhir dengan perubahan status Pakistan Timur menjadi negara Bangladesh.          

   Usaha-usaha dan aktivitas diplomatiknya (Konferensi Asia-Afrika, Non-Aligned Movement, peranananya di PBB, dsb.nya) telah berhasil menempatkan India sebagai salah satu negara terkemuka dalam Dunia Ketiga.  II. Pendidikan              Sebelum tahun 1976, pendidikan sama sekali merupakan tanggung jawab Negara-Negara Bagian (Pemerintah Daerah), sedangkan Pemerintah Pusat hanya mengurus bagian-bagian tertentu seperti koordinasi, penentuan standar pendidikan teknik dan menengah dan sebagainya. Pada tahun 1976, melalui suatu Amandemen UUD, pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Negara-Negara Bagian. Akan tetapi tanggung jawab utama tetap berada di tangan Negara Bagian.  

A. Kebijakan Nasional dan Perencanaan  

            Kebijakan Pendidikan Nasional tahun 1968 telah diterima sebagai suatu kerangka kebijakan nasional untuk pengembangan pendidikan pada semua tingkat dan didukung oleh garis-garis besar pendidikan yang termaktub dalam Repelita VI.             Program-program yang tercantum dalam Kebijakan Pendidikan Nasional tersebut dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Negara-Negara Bagian dengan modifikasi dan penyesuaian disana-sini sesuai dengan perubahan zaman. Yang terpenting dari program-program itu ialah usaha-usaha untuk menguniversalisasikan pendidikan dasar dan pemberantasan buta huruf pada orang dewasa.             Perencanaan pendidikan dilakukan bersama-sama oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Negara Bagian. Dalam lima Repelita sebelumnya, pendidikan lebih banyak ditujukan sebagai suatu dinas sosial dan bukan untuk membantu menunjang gerak pembangunan. Perubahan dilakukan pada Repelita VI dimana pendidikan dianggap sebagai suatu hal yang penting untuk menunjang pembangunan ekonomi dan sosial melalui pengembangan sumber daya manusia. Dalam Repelita VI tersebut, pendidikan untuk golongan masyarakat lemah dan penduduk suku-suku terasing dan kasta rendah juga diberikan prioritas. Prioritas juga diberikan untuk meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pendidikan teknis dan menengah, vokasiolisasi pendidikan, pengembangan bahasa-bahasa daerah, evaluasi hasil-hasil yang dicapai dan menciptakan hubungan yang dinamis antara program pendidikan, kesehatan, kesejahteraan social dan penciptaan lapangan kerja.  B. Pendidikan Dasar dan Menengah 

            Prioritas tertinggi diberikan untuk pemerataan pendidikan dasar. Di sekolah-sekolah yang dikelola oleh Pemerintah dan sekolah-sekolah yang dikelola oleh badan pendidikan setempat, pendidikan diberikan secara gratis mulai dari kelas I sampai kelas VIII (mulai dari kelas I SD sampai kelas II SMP di Indonesia).             Pendidikan gratis juga diberikan Pemerintah sampai tingkat Menengah Pertama (kelas X). Di beberapa Negara Bagian, Pemerintah setempat juga memberikan pendidikan gratis untuk tingkat Menengah Atas (kelas XI dan kelas XII).  C. Pendidikan Tinggi            

Di India terdapat 182 universitas dan sejumlah lembaga-lembaga perguruan tinggi yang berstatus disamakan dengan universitas. Semua universitas dan lembaga tersebut berada dibawah University Grants Commission yang didirikan tahun 1953 untuk memajukan dan mengkoordinir pendidikan di perguruan tinggi, menentukan standar pengajaran, ujian-ujian dan riset. Komisi ini juga mempunyai wewenang untuk menetapkan anggaran dan bantuan keuangan bagi semua universitas.   

D. Penyediaan Buku-Buku             Penyediaan buku-buku teks untuk sekolah-sekolah dan universitas dan buku-buku bacaan yang bermanfaat dengan harga yang relatif murah diurus oleh suatu badan yang disebut dengan National Book Trust (NTB) yang dibentuk oleh Kementerian Pendidikan pada tahun 1957. Badan ini juga menerbitkan buku-buku dalam bahasa Inggris dan dalam bahasa-bahasa daerah di India. Sebagai salah satu usaha untuk menyediakan buku-buku dengan harga murah, khususnya buku ilmu pengetahuan, pendidikan dan teknik, Pemerintah India membebaskan buku-buku tersebut dari lisensi.  III. Belajar di Perguruan Tinggi India  A. Informasi Umum  

Secara umum lama masa belajar di India untuk program S-1 (Bachelor Degree) hanya ditempuh dalam waktu 3 tahun kecuali jurusan Hukum dan Arsitektur selama 5 tahun (10 semester), jurusan Engineering dan Teknologi, jurusan Seni Lukis dan jurusan Kedokteran Gigi selama 4 tahun. Bagi anda yang mengikuti program S-1 pada jurusan-jurusan ilmu sosial, humaniora dan eksakta tidak dibebani dengan penulisan skripsi. Adapun untuk program S-2 (Master Degree) ditempuh dalam waktu 2 tahun. Sedangkan untuk program S-3 lamanya maksimal 5 tahun.             Sebelum masuk ke Perguruan Tinggi di India, terlebih dahulu anda harus mendaftarkan diri dengan mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh pihak universitas dan melampirkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan, kemudian anda harus mengikuti ujian masuk atau Entrance Test (tulisan dan wawancara) yang diadakan oleh pihak universitas.              Permasalahannya, untuk mengikuti ujian masuk ini, Kedutaan Besar Republik India di Jakarta atau Konsulat Jenderal Republik India di Medan biasanya tidak mengeluarkan Visa Pelajar (Student Visa) kepada calon pelajar asing yang akan mengikuti ujian masuk ini sebelum anda tercatat menjadi mahasiswa di salah-satu Perguruan Tinggi di India. Karena itu bila anda datang ke India dengan menggunakan Visa Masuk (Entry Visa) hanya untuk mengikuti ujian masuk saja, dan kemudian dinyatakan lulus dan diterima untuk belajar di universitas di India, maka anda harus kembali lagi ke Indonesia untuk memperoleh Visa Pelajar (Student Visa) dari Kedutaan Besar Republik India di Jakarta atau Konsulat Jenderal Republik India di Medan.             Bahasa pengantar yang digunakan dalam proses belajar-mengajar di Perguruan Tinggi India adalah bahasa Inggris, Hindi, Urdu, dan bahasa Arab bagi anda yang mengambil jurusan Bahasa Arab. Karena itu, we are – foreigners – assumed to have sufficient knowledge and skill in English, if not, it’ll be on our own risk.  B. Kualifikasi Yang Dibutuhkan 

Bila anda bermaksud untuk melamar program S-1, maka anda sudah harus lulus dan memiliki ijazah SMA atau sederajat yang sah dan diakui oleh Pemerintah Indonesia. Dan anda juga sudah harus lulus dan memiliki ijazah S-1 dari universitas atau Perguruan Tinggi yang sah dan diakui oleh Pemerintah Indonesia untuk memenuhi persyaratan melamar S-2 di Perguruan Tinggi India.               Anda juga harus mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh pihak universitas yang bersangkutan dilengkapi dengan Ijazah, referensi transkrip nilai akademik, Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari pihak universitas, Akte Kelahiran (semua dokumen tersebut sudah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris), foto kopi paspor dan pas photo ukuran 4×6 sebanyak 12 lembar dan biaya administrasi pendaftaran lebih kurang USD $ 75/- (sekitar Rp. 750.000/-). Perlu diingat bahwa masing-masing universitas menetapkan biaya administrasi pendaftaran yang berbeda-beda.  D. Waktu Mengajukan Pendaftaran 

            Pembukaan pendaftaran belajar di universitas-universitas di India biasanya dimulai pada pertengahan bulan Maret dan ditutup pada bulan Mei setiap tahunnya, dengan demikian anda harus mengikuti perkembangan informasi tentang pembukaan dan penutupan pendaftaran untuk masing-masing universitas yang dapat anda peroleh melalui situs-situs atau website universitas yang bersangkutan. Catat baik-baik tanggal batas akhir penutupan pendaftaran itu supaya anda tidak terlambat untuk mengajukan lamaran. Untuk mendapatkan alamat situs atau website universitas di India, anda saya sarankan untuk meng-google-nya melalui internet.  E. Cara Pendaftaran Bagi Mahasiswa Asing  Setiap universitas memiliki prosedur yang berbeda-beda dalam menerima mahasiswa asing. Sebagian besar universitas-universitas di India mensyaratkan adanya ujian masuk bagi mahasiswa asing yang hendak belajar di universitas tersebut. Namun ada juga beberapa universitas yang tidak mensyaratkan adanya ujian masuk ini, seperti University of Delhi di New Delhi dan Aligarh Muslim University di Aligarh. Beberapa universitas juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa asing untuk belajar di universitas tersebut tanpa harus mengikuti ujian masuk baik tulisan maupun wawancara. Seperti contoh, Jamia Millia Islamia di New Delhi menyebutnya dengan kategori “Supernumerary Seats” dan Jawaharlal Nehru University di New Delhi menyebutnya dengan kategori “Absentia”.             Anda boleh menulis surat ke universitas yang menawarkan program studi yang diminati dan kemudian meminta formulir pendaftaran tersebut melalui Admissin Section atau Foreign Students Adviser universitas yang anda tuju. Formulir pendaftaran juga dapat anda download dari situs atau website universitas. Isi formulir pendaftaran tersebut secara benar dan lengkapi dengan persyaratan-persyaratan seperti yang tertera diatas tadi, kemudian kirimkan kembali ke Admissin Section atau Foreign Students Adviser universitas yang anda lamar itu sebelum batas akhir penutupan pendaftaran.             Bila anda sudah memenuhi semua kualifikasi yang dibutuhkan dan dinyatakan lulus untuk mengikuti program pendidikan di India, maka pihak universitas akan mengirimkan surat “Provisional Admission” kepada anda dan surat inilah yang harus anda bawa ke Kedutaan Besar Republik India di Jakarta atau Konsulat Jenderal Republik India di Medan untuk memperoleh Visa Pelajar.              Cara lain untuk melamar pendidikan di India adalah dengan mengirimkan semua dokumen-dokumen anda dan biaya administrasi pendaftaran lebih kurang USD $ 75/- (sekitar Rp. 750.000/-) kepada Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) India pada bulan Januari dan Pebruari (sebelum masa pembukaan pendaftaran) setiap tahunnya dan PPI India akan meneruskan lamaran anda ke universitas yang dituju. Jangan lupa untuk menyebutkan nama orang tua dan pekerjaan orang tua, alamat rumah dan alamat korespondensi serta nomor telepon dan alamat email. Informasi mengenai apakah anda diterima atau tidak oleh pihak universitas akan disampaikan oleh PPI India kepada anda pada bulan Juli dan Agustus.  IV. Biaya Pendidikan di India 

  1. Biaya Sendiri

            Masing-masing universitas menetapkan biaya pendidikan yang berbeda-beda. Secara umum, mahasiswa asing yang mengambil program S-1 dan S-2 pada jurusan-jurusan ilmu sosial dan humaniora hanya dikenai biaya pendidikan sebesar USD $ 500/- atau sekitar Rp. 5.000.000/- per tahun. Sedangkan untuk jurusan-jurusan profesional di Aligarh Muslim University berkisar antara USD $ 1.000/- hingga USD $ 2.000/- per tahun. Jawaharlal Nehru University menetapkan USD $ 750/- per semester bagi mahasiswa asing yang mengambil jurusan-jurusan ilmu sosial dan USD $ 850/- bagi mereka yang mengambil jurusan-jurusan professional.  B. Beasiswa Pemerintah India  Pemerintah India juga memberikan beasiswa melalui program Indian Council for Cultural Relation (ICCR), dan beasiswa ini diberikan kepada seluruh pelajar yang berasal dari berbagai negara termasuk Indonesia. Adapun cara untuk memperoleh beasiswa ini, terlebih dahulu anda harus mendapatkan formulir beasiswa yang tersedia pada Atase Pendidikan dan Informasi, Kedutaan Besar Republik India di Jakarta dan di Konsulat Jenderal Republik India di Medan. Pembukaan pendaftaran beasiswa tersebut biasanya di mulai dari bulan Januari hingga pertengahan Pebruari setiap tahunnya. Bila anda belajar di India disponsori oleh Pemerintah India, maka semua biaya pendidikan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah India kecuali biaya transportasi anda dari Indonesia ke India dan biaya transportasi dari India kembali ke tanah air.   V. Konsentrasi Pelajar Indonesia Universitas- universitas yang menjadi tempat konsentrasi belajar mahasiswa dan mahasiswi Indonesia selama ini adalah Delhi University di New Delhi; Jamia Millia Islamia di New Delhi; Jawaharlal Nehru University di New Delhi; Jamia Hamdard di New Delhi; Aligarh Muslim University di Aligarh, Uttar Paradesh (UP); Lucknow University di Lucknow (UP); Agra University di Agra (UP); Indian Istitute of Technology (IIT) Roorkee di Roorkee (UP); Bangalore University di Bangalore; Hyderabad University di Hyderabad; dan Pune University di Pune.   Bahan Bacaan: 

  1. Chandra, Bipan, and Mukherjee, Mridula, and Mukherjee, Aditya. India After Independence 1947-2000. New Delhi: Penguin Books, 2000.
  2. Foreign Students Outlook, Vol. I Issue I 2004-2005. New Delhi: Jamia Millia Islamia, 2004.
  3. Iqbal Khanam. “India’s Policy of Non-Aligment and National Security,” Indian Journal of Politics, XVI, 3-4. Aligarh: Aligarh Muslim University, 1982.
  4. Republik India: Basic Info 1986. New Delhi: KBRI New Delhi.
  5. Special Information Bulletin 2006-2007. Aligarh: Aligarh Muslim University, 2006.

Ket. Foto: Penulis (kiri) bersama rekan-rekan PPI lainnya dalam acara Halal Bihalal di Hari Raya Idul Fitri 1427 H.